22 Desember?
kenapa harus 22 desember jadi harinya ibu-ibu kita?
Bicara mengenai ibu benar-benar tidak ada habisnya, sesosok manusia dasyat yang ternyata memiliki sejuta kelebihan dari seorang laki-laki, walaupun laki-laki juga punya banyak kelebhan dari seorang wanita. tetapi ini sesautu yang tidak perlu dipermasalahkan karena keduanya diciptakan untuk saling melengkapi.
Bicara mengenai ibu, saya mempunyai seorang sahabat yang sudah saya anggap sebagai kakak dan sekaligus sebagai ustadz saya dia adalah rahmat hidayat alias mas memet. mas memet ternyata mempunyai seorang ibu yang luar biasa. sejak ditinggal suaminya kini ibunya harus menanggung beban keempat anaknya. hanya sebagai pensiunan karyawan di Universitas Islam Indonesia tepatnya di Fakultas hukum, beliau sanggup menghidupi keenpat anaknya. Bahkan ketiga anaknya sudah sampai pada jenjang perguruan tinggi. sesorang pernah berkata seorang laki-laki tidak akan sanggup merawat anaknya hingga sukses tanpa bantuan seorang wanita. tetapi wanita sanggup merawat dan membimbing anaknya hingga dia dewasa dan sukses tanpa bantuan suaminya. apakah ini benar? tapi seperti ini kenyataanya, banyak laki-laki yang ditinggal istrinya entah itu meninggal ataupun hal lainnya, kemudian dia menikah lagi untuk merawat dan membimbing anak-anaknya.
ibu yang kedua adalah ibu sugi. ibu ini sudah saya anggap sebagai ibu saya sendiri. hanya bersuaminkan buruh bangunan dan dibantu dengan berjualan nasi untuk sarapan. beliau mampu mengantarkan putrinya menjadi sarjana dengan predik kumloud.
disetiap paginya bu sugi |
iki lho ibuku. |
dan terakhir saya ucapkan selamat hari ibu, semoga keberkahan senantiasa terlimpah kepada ibu-ibu yang dengan tulus cinta dan penuh keikhalasan merawat dan membimbing anak-anak hingga akhir hayatnya..amin..
0 komentar:
Posting Komentar