Saudaraku dalam perjalan hidup ini kita selalu dihadapkan dengan sebuah
pilihan diantara banyak pilihan yang harus kita ambil. Coba kita
bayangkan ketika disebuah perjalan, suatu ketika sampai pada sebuah persimpangan
dan kita tidak tahu jalan mana yang benar. Saat itu ada dua orang yang
menyertai perjalan ini, akan tetapi kedua orang ini selalu berbeda pendapat.
Sebut saja si “N” selalu mengajak ke kiri dalam setiap persimpangan jalan.
Kemudian si “H” selalu mengajak ke kanan dalam setiap persimpangan. Apabila
kita dihadapkan dalam persoalan ini, apa yang kita rasakan?? Yah..tentu saja
bingung, pusing, galau…saudaraku inilah yang terjadi dalam setiap perjalan
hidup ini. Si “N” sering kita sebut
dengan nafsu dan si “H” sering kita sebut dengan hati. Keduanya senantiasa
bertentangan dan mengajak kepada sesuatu yang senantiasa berbeda. Dalam hal ini
kita sama-sama tahu bahwa suara hati itu adalah suara yang selalu benar. Tetapi
yang disesalkan terkadang kita tidak bisa membedakan mana suara hati dan mana
suara nafsu. Ada seseorang ikhwan berkata kepada seorang akhwat , dia
mengatakan bahwa ”hatiku mencintaimu”, pertanyaannya benarkah hatinya yang
mencintai ataukah nafsunya yang mencintai? Keduanya ini sangat semu. Terus apa
yang harus kita lakukan ketika keduanya saling bertentangan. Seseorang pernah
menganalogikan kepada seorang suami yang dihadapkan dengan kedua istrinya yang
selalu bertentangan dan bertengkar, apa yang harus dilakukan seorang suami itu ?
Yah..dia harus mengakurkannya sehingga nanti keduanya menjadi sinergis dan rumah
tangganya bisa berlangsung dengan
nyaman…begitu pula dengan nafsu dan hati, keduanya harus diakurkan agar tidak
terjadi pertentangan. Akan tetapi apakah kita mampu mengakurkannya, padahal
kita juga bingung mana suara hati dan mana suara nafsu. Tentu dalam hal ini
kita butuh sesuatu yang dapat membedakannya, apa itu saudraku? Dia adalah Al Qur’an, peganglah Al Qur’an
maka dia akan membedakan mana suara hati dan mana suara nafsu..karena apa?
Karena Al Qur’an adalah petunjuk bagi manusia..dia akan memberikan jalan yang
lurus dan memberikan jawaban pada setiap pertanyaan dan persoalan dalam setiap perjalan hidup ini
Seorang guru pernah mengatakan ada lima makna Al Qur’an sebagai pentujuk
Pertama Al Qur,an sebagai musim semi hati kita. Musim semi merupakan sesuatu yang sangat dinantikan karena dia menyejukkan dan menyenangkan dan kehadirannya banyak dinantikan. Ketika itu dedaunan menghijau..bunga-bunga bermekaran ditemani hembusan angin sepoi-sepoi. Begitu pula kehadiran Al Qu’an. Sekarang pertamyaannya ketika Al Qur’an dibacakan apakah ada perasaan saat musin semi tiba. Saat seorang imam membacakan Al Qur’an dalam shalatnya, lebih bahagia mana setelah membaca Al Fatiha imam membaca al khautsar atau membaca An Naba’???i
Kedua Al Qur’an adalah cahaya bagi jiwa..dia menyinari kegelapan menjadi sesuatu yang terang benderang..ada sebuah ilustrasi..suatu ketika sabahabat kita ketahuan berpacaran. sebagai sahabat tentu kita wajib menasiihati..kita kemudian berkata “ sahabat ingat firman Allah janganlah engkau mendekati zina” menurut anda apa yang akan sahabat ini katakan?? Apakah dia akan langsung memutuskan pacarnya atau malah memarahi kita dengan berkata “ alah..g usah sok-sokan pake dalil segala aku tahu kamu ngomong kaya gitu supaya ntar kalau aku dah putus kamu mau pacaran sama dia kan??”
Ketiga Al Qur’an sebagai obat penyembuh hati
Keempat Al Qur’an sebagai pelipur gundah gulana dan
Kelima Al Qur’an sebagai penuntun menuju surga
Sehabat kita sama-sama berkaca…sekarang Al Qur;an sudah menjadi petunjuk bagi kita ataukah hanya sekedar bacaan yang tidak pernah kita pelajari dan kita amalkan..ataukah Al Qur’an hanya sekedar hiasan di lemari-lemari buku kita..Kita sama-sama berdoa semoga kita menjadi orang-orang yang ahli Al Qu’an yaitu orang-orang yang senantiaa dekat dengan Allah dan orang-urang yang senantiasa dikasihkan diantara orang-orang yang terkasih…amin..
.
Seorang guru pernah mengatakan ada lima makna Al Qur’an sebagai pentujuk
Pertama Al Qur,an sebagai musim semi hati kita. Musim semi merupakan sesuatu yang sangat dinantikan karena dia menyejukkan dan menyenangkan dan kehadirannya banyak dinantikan. Ketika itu dedaunan menghijau..bunga-bunga bermekaran ditemani hembusan angin sepoi-sepoi. Begitu pula kehadiran Al Qu’an. Sekarang pertamyaannya ketika Al Qur’an dibacakan apakah ada perasaan saat musin semi tiba. Saat seorang imam membacakan Al Qur’an dalam shalatnya, lebih bahagia mana setelah membaca Al Fatiha imam membaca al khautsar atau membaca An Naba’???i
Kedua Al Qur’an adalah cahaya bagi jiwa..dia menyinari kegelapan menjadi sesuatu yang terang benderang..ada sebuah ilustrasi..suatu ketika sabahabat kita ketahuan berpacaran. sebagai sahabat tentu kita wajib menasiihati..kita kemudian berkata “ sahabat ingat firman Allah janganlah engkau mendekati zina” menurut anda apa yang akan sahabat ini katakan?? Apakah dia akan langsung memutuskan pacarnya atau malah memarahi kita dengan berkata “ alah..g usah sok-sokan pake dalil segala aku tahu kamu ngomong kaya gitu supaya ntar kalau aku dah putus kamu mau pacaran sama dia kan??”
Ketiga Al Qur’an sebagai obat penyembuh hati
Keempat Al Qur’an sebagai pelipur gundah gulana dan
Kelima Al Qur’an sebagai penuntun menuju surga
Sehabat kita sama-sama berkaca…sekarang Al Qur;an sudah menjadi petunjuk bagi kita ataukah hanya sekedar bacaan yang tidak pernah kita pelajari dan kita amalkan..ataukah Al Qur’an hanya sekedar hiasan di lemari-lemari buku kita..Kita sama-sama berdoa semoga kita menjadi orang-orang yang ahli Al Qu’an yaitu orang-orang yang senantiaa dekat dengan Allah dan orang-urang yang senantiasa dikasihkan diantara orang-orang yang terkasih…amin..
.
0 komentar:
Posting Komentar