sejenak mari kita sedikit
memperhatikan pohon
ada apa dengan pohon?
Ketika sebuah pohon tumbuh,
semakin lama pohon itu akan menjadi tinggi dan besar. Tetapi apakah pohon itu
akan tumbuh dan hidup sendiri. Kita melihat fenonmena yang ada ketika kita
menanam sebuah pohon maka tentu disekitar pohon itu juga akan tumbuh rerumputan
dan semak belukar. Apa yang akan terjadi bila semak belukar ini dibiarkan
hidup? Tentu semak belukar ini akan menggangu pertumbuhan pohon yang kita
tanam. Apabila hal ini terus perkelanjutan bisa-bisa pohon yang kita tanam akan
mati. Maka satu-satunya jalan agar pohon yang ditanam tidak terganggu
pertumbuhannya adalah dengan membabat habis semak belukar yang tumbuh.
Perumpamaan ini juga terjadi
pada seorang muslim, tepatnya pada iman
seorang muslim. Kita ibaratkan iman adalah sebuah pohon. Pohon Iman ini bisa tumbuh menjadi tinggi dan
menghasilkan banyak cabang-cabang kebaikan.
Bersamaan dengan tumbuhnya pohon iman, seperti halnya dengan pohon yang
kita liat didunia, pohion tersebut akan tumbuh dibersamaan dengan tumbuhnya
semak belukar. Dalam hal ini tumbuhnya pohon iman akan dibersamai dengan
tumbuhnya semak belukar berupa nifak.
Nifak inilah yang akan
menggangu pertumbuhsn pohon iman. Apabila semak belukar nifak tidak segera
dibabat maka semak belukar ini akan menutupi pohon iman dan kemungkinan besar
pohon iman ini bisa mati. Pada kesimpulannya agar iman ini tumbuh tinggi dan
menghasilkan banyak buah-buah kebaikan pada setiap cabangnya, maka yang harus dilakukan
adalah mencegah dan membabat habis tumbuhnya semak belukar nifak.
Sebelum kita membahas bagaimana
cara mencegah dan membabat tumbuhnya semak belukar nifak, mari kita sedikit
membahas apa itu semak belukar nifak. Sederhananya ada dua pengertia berkenaan
dengan semak belukar nifak.
Nifak adalah melakukan yang baik dan yang buruk untuk
Allah
Seseorang yang tumbuh dalam
hatinya semak belukar nifak maka dalam kesehariaannya selain dia berbuat
kebaikan dia juga berbuat keburukan. Orang
seperti ini kita kenal dengan istilah munafik. Seseorang yang memilki dua
wajah, yang satu wajah iman dan yang satunya lagi wajah nifak. Tidak jarang
kita melihat fenomena yang terjadi dilingkungan kita sekarang, seorang muslim melakukan
shalat, puasa, zakat, membaca Al Qur’an tetapi dia juga mencuri, korupsi,
menyuap, berdusta, memfitnah, berzina, pacaran, menghina, mencaci, membicarakan
kejelekan orag lain, memfitnah dan perbuatan maksiat yang lain. Fenomena ini
sungguh mengherankan dan inilah yang banyak terjadi pada kenyataannya sekarang.
Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang
dalam hatinya ada pohon iman tetapi juga tumbuh pohon nifak
Nifak adalah melakukan yang baik untuk Allah dan untuk
selain Allah
Fenomena ini juga sering
terjadi, Cuma bedanya susah untuk diliat atau bisa dikatakan hanya diri pribadi
yang mengetahuinya. Seseorang berbuat
kebaikan, tetapi ada modus lain dibalik kebaikannya. Misalnya orang bersedekah
agar dianggap orang sebagai orang yang
dermawan, seseorang membaguskan bacaan Al Qur’annya agar bisa disebut seorang
Qori’, Seseorang berbuat yang baik agar
memikat lawan jenisnya dan masih banyak contohnya. Pada intinya perbuatan baiknya
diiringi dengan sifat riya. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang
yang dalam hatinya ada pohon iman tetapi
juga tumbuh pohon nifak. Betapa dia melakukan perbuatan baik sesuai dengan
petunjuk Allah tetapi perbuatan itu tidak sepenuhnya dipersembahkan untuk
Allah.
Sahabat setidaknya kita
sudah sedikit tahu apa itu semak belukar nifak dan semoga itu semua tidak ada
pada diri kita. Selanjut apa yang harus
kita lakuka apabila ternyata semak belukar ini tumbuh dihati kita? Yang jelas
kita harus segara mencegah proses tumbuhnya semak belukar nifak. Untuk mencegahnya
setidak kita harus tahu bagaimana semak belukar nifak ini tumbuh didalam hati
kita. Setidaknya ada lima penyebab yaitu
Berawal dari melihat yang buruk, berikir untuk meniru yang
buruk, mencoba yang buruk, melakukan yang buruk dan kemudian mengulanigiya.
Maka cara untuk mencegah
proses tumbuhnya semak belukar nifak adalah dengan cara melakukan kebalikannya
Hanya melihat yang baik-baik saja, berfikir untuk
meniru yang baik-baik saja, mencoba yang baik-baik saja, melakukan yang
baik-baik saja dan kemudian mengulanigiya.
tetapi pernyataan diatas
menjadi sulit karena sekarang kita hidup diakhir zaman yang penuh dengan fitnah
dunia. Dilingkungan kita sekarang sangat susah kalau mata ini hanya untuk melihat
yang baik-baik saja. Sejenak kita pergi jalan-jalan maka kita lihat sendiri
betapa banyak kemaksiatan diluar sana. Para wanita mengumbar auratnya,
orang-orang berkumpul mrmbicarakan keburukan orang lain, orang berbicara kotar
dan kasar, orang-orang mengumpat dan mencela lalu bagaimana tidak mata ini melihat
perbuatan-perbuatan maksiat itu. Maka apa
yang dilakukan agar semak belukar nifak ini tidak tumbuh dalam hati pada zaman
yang sudah penuh dengan fitnah ini? Jawabannya cukup sederhana, ketika kita
melihat kemaksiatan ada disekitar kita maka cukup mengatan “ITU BUKAN SAYA”. Kita
melihat orang mengumbar auratnya maka kita mengatakan “itu bukan saya”. Orang mencela,
menghina, membicarakan keburukannya maka kita katakan “itu bukan saya”. Ketika kita
melihat kemaksiatan ada didepan mata kita maka yang kita katakana adalah “itu
bukan saya”. Perkataan ini paling tidak akan membantu mencegah untuk berfikir menirunya,
apalagi mencoba, melakukan dan megulanginya.
Cara diatas merupakan cara
ketika kita melihat perbuatan maksiat yang dilakukan orang lain. Sekarang apa
yang harus kita lakukan ketika yang melakukan kemaksiatan adalah diri pribadi? Kita
sudah terlanjur melakukan kemaksiatan dan larut dalam kemaksiatan? Maka artinya
semak belukar ini harus segera dibabat habis sampai bersih. Lalu bagaimana cara
membabat semak belukar nifak yang sudah terlanjur tinggi ini? Caranya adalah
dengan membabat menggunakan pedang permata dua. Mata yang satu adalah tekat dan
mata yang satunya adalah nekad. Kita bertekat untuk tidak melakukan perbuatan
maksiat yang telah dilakukan dan nekad untuk tidak melakukannya lagi. Misalnya kita sudah terlanjur susah bangun
shalat subuh,
Maka untuk terhindar dari kemaksiatan ini kita sungguh-sungguh bertekad
untuk bangun shalat subuh dengan segala cara. Tentunya ada banyak cara agar
bisa bangun tetapi ada kuncinya, segala cara ini harus penuh kenekatan. Misalnya
sebelum tidur minum air sebanyak-banyaknya. Karena minumnya banyak maka pasti
dia akan bangun tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Sampai
sini apakah cukup? Sepertinya tidak cukup, kemungkinan setelah kencing dia akan
melanjutkan tidurnya. Maka samapai buang air kecil saja tidak cukup, mumpung
masih dikamar mandi kita nekad mandi dipagi buta. Tidak perlu mikir segala
macem pokonya nekad mandi. Setelah mandi maka tubuh ini pasti akan segar dan
bersemangat untuk shalat subuh dan tentu tidak merasa ingin tidur lagi. Ini adalah
sebagian cara tentu masih banyak cara nekad lain yang bisa dipraktikkan.
Contoh lain misalnya kita masih
punya pacar. Maka untuk terhindar dari kemaksiatan adalah dengan cara putus. Kita
bertekad untuk memutuskannya dan nekad mengatakan putus dengannya. Kalau tidak
demikian nampaknya susah untuk terhindar dari kemaksiatan itu. Tidak apalah
orang yang kita putus sakit hati atau apalah yang semisalnya yang penting kita
dan pacar kita terhinar dari kemaksiatan walaupun pada awalnya terasa pahit
tetapi dibalik kepahitan itu akan datang ketenangan dan kedamaian karena kita
terhindar dari kemaksiatan.
Pada akhirnya beberapa cara
diatas adalah sebagian cara agar mencegah tumbuhnya semak belukar nifak dalam
hati. Semoga kita adalah termasuk orang-orang yang bersih dari semak belukar
nifak
0 komentar:
Posting Komentar