Senin, 27 Mei 2013

Pohon Iman dan Semak Belukar Nifak

sejenak mari kita sedikit memperhatikan pohon

ada apa dengan pohon?

Ketika sebuah pohon tumbuh, semakin lama pohon itu akan menjadi tinggi dan besar. Tetapi apakah pohon itu akan tumbuh dan hidup sendiri. Kita melihat fenonmena yang ada ketika kita menanam sebuah pohon maka tentu disekitar pohon itu juga akan tumbuh rerumputan dan semak belukar. Apa yang akan terjadi bila semak belukar ini dibiarkan hidup? Tentu semak belukar ini akan menggangu pertumbuhan pohon yang kita tanam. Apabila hal ini terus perkelanjutan bisa-bisa pohon yang kita tanam akan mati. Maka satu-satunya jalan agar pohon yang ditanam tidak terganggu pertumbuhannya adalah dengan membabat habis semak belukar yang tumbuh.



Perumpamaan ini juga terjadi pada seorang muslim, tepatnya pada  iman seorang muslim. Kita ibaratkan iman adalah sebuah pohon. Pohon  Iman ini bisa tumbuh menjadi tinggi dan menghasilkan banyak cabang-cabang kebaikan.  Bersamaan dengan tumbuhnya pohon iman, seperti halnya dengan pohon yang kita liat didunia, pohion tersebut akan tumbuh dibersamaan dengan tumbuhnya semak belukar. Dalam hal ini tumbuhnya pohon iman akan dibersamai dengan tumbuhnya semak belukar berupa nifak.

Nifak inilah yang akan menggangu pertumbuhsn pohon iman. Apabila semak belukar nifak tidak segera dibabat maka semak belukar ini akan menutupi pohon iman dan kemungkinan besar pohon iman ini bisa mati. Pada kesimpulannya agar iman ini tumbuh tinggi dan menghasilkan banyak buah-buah kebaikan pada  setiap cabangnya, maka yang harus dilakukan adalah mencegah dan membabat habis tumbuhnya semak belukar nifak.

Sebelum kita membahas bagaimana cara mencegah dan membabat tumbuhnya semak belukar nifak, mari kita sedikit membahas apa itu semak belukar nifak. Sederhananya ada dua pengertia berkenaan dengan semak belukar nifak.

Nifak adalah melakukan yang baik dan yang buruk untuk Allah

Seseorang yang tumbuh dalam hatinya semak belukar nifak maka dalam kesehariaannya selain dia berbuat kebaikan dia juga berbuat keburukan.  Orang seperti ini kita kenal dengan istilah munafik. Seseorang yang memilki dua wajah, yang satu wajah iman dan yang satunya lagi wajah nifak. Tidak jarang kita melihat fenomena yang terjadi dilingkungan kita sekarang, seorang muslim melakukan shalat, puasa, zakat, membaca Al Qur’an tetapi dia juga mencuri, korupsi, menyuap, berdusta, memfitnah, berzina, pacaran, menghina, mencaci, membicarakan kejelekan orag lain, memfitnah dan perbuatan maksiat yang lain. Fenomena ini sungguh mengherankan dan inilah yang banyak terjadi pada kenyataannya sekarang. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang  dalam hatinya ada pohon iman tetapi juga tumbuh pohon nifak

Nifak adalah melakukan yang baik untuk Allah dan untuk selain Allah

Fenomena ini juga sering terjadi, Cuma bedanya susah untuk diliat atau bisa dikatakan hanya diri pribadi yang mengetahuinya.  Seseorang berbuat kebaikan, tetapi ada modus lain dibalik kebaikannya. Misalnya orang bersedekah agar  dianggap orang sebagai orang yang dermawan, seseorang membaguskan bacaan Al Qur’annya agar bisa disebut seorang Qori’,  Seseorang berbuat yang baik agar memikat lawan jenisnya dan masih banyak contohnya. Pada intinya perbuatan baiknya diiringi dengan sifat riya. Orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang  dalam hatinya ada pohon iman tetapi juga tumbuh pohon nifak. Betapa dia melakukan perbuatan baik sesuai dengan petunjuk Allah tetapi perbuatan itu tidak sepenuhnya dipersembahkan untuk Allah.

Sahabat setidaknya kita sudah sedikit tahu apa itu semak belukar nifak dan semoga itu semua tidak ada pada diri kita.  Selanjut apa yang harus kita lakuka apabila ternyata semak belukar ini tumbuh dihati kita? Yang jelas kita harus segara mencegah proses tumbuhnya semak belukar nifak. Untuk mencegahnya setidak kita harus tahu bagaimana semak belukar nifak ini tumbuh didalam hati kita. Setidaknya ada lima penyebab yaitu

Berawal dari melihat yang buruk, berikir untuk meniru yang buruk, mencoba yang buruk, melakukan yang buruk dan kemudian mengulanigiya.

Maka cara untuk mencegah proses tumbuhnya semak belukar nifak adalah dengan cara melakukan kebalikannya

Hanya melihat yang baik-baik saja, berfikir untuk meniru yang baik-baik saja, mencoba yang baik-baik saja, melakukan yang baik-baik saja dan kemudian mengulanigiya.

tetapi pernyataan diatas menjadi sulit karena sekarang kita hidup diakhir zaman yang penuh dengan fitnah dunia. Dilingkungan kita sekarang sangat susah kalau mata ini hanya untuk melihat yang baik-baik saja. Sejenak kita pergi jalan-jalan maka kita lihat sendiri betapa banyak kemaksiatan diluar sana. Para wanita mengumbar auratnya, orang-orang berkumpul mrmbicarakan keburukan orang lain, orang berbicara kotar dan kasar, orang-orang mengumpat dan mencela lalu bagaimana tidak mata ini melihat perbuatan-perbuatan maksiat itu.  Maka apa yang dilakukan agar semak belukar nifak ini tidak tumbuh dalam hati pada zaman yang sudah penuh dengan fitnah ini? Jawabannya cukup sederhana, ketika kita melihat kemaksiatan ada disekitar kita maka cukup mengatan “ITU BUKAN SAYA”. Kita melihat orang mengumbar auratnya maka kita mengatakan “itu bukan saya”. Orang mencela, menghina, membicarakan keburukannya maka kita katakan “itu bukan saya”. Ketika kita melihat kemaksiatan ada didepan mata kita maka yang kita katakana adalah “itu bukan saya”. Perkataan ini paling tidak akan membantu mencegah untuk berfikir menirunya, apalagi mencoba, melakukan dan megulanginya.

Cara diatas merupakan cara ketika kita melihat perbuatan maksiat yang dilakukan orang lain. Sekarang apa yang harus kita lakukan ketika yang melakukan kemaksiatan adalah diri pribadi? Kita sudah terlanjur melakukan kemaksiatan dan larut dalam kemaksiatan? Maka artinya semak belukar ini harus segera dibabat habis sampai bersih. Lalu bagaimana cara membabat semak belukar nifak yang sudah terlanjur tinggi ini? Caranya adalah dengan membabat menggunakan pedang permata dua. Mata yang satu adalah tekat dan mata yang satunya adalah nekad. Kita bertekat untuk tidak melakukan perbuatan maksiat yang telah dilakukan dan nekad untuk tidak melakukannya lagi.  Misalnya kita sudah terlanjur susah bangun shalat subuh, 


Maka untuk terhindar dari kemaksiatan ini kita sungguh-sungguh bertekad untuk bangun shalat subuh dengan segala cara. Tentunya ada banyak cara agar bisa bangun tetapi ada kuncinya, segala cara ini harus penuh kenekatan. Misalnya sebelum tidur minum air sebanyak-banyaknya. Karena minumnya banyak maka pasti dia akan bangun tidur dan langsung menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Sampai sini apakah cukup? Sepertinya tidak cukup, kemungkinan setelah kencing dia akan melanjutkan tidurnya. Maka samapai buang air kecil saja tidak cukup, mumpung masih dikamar mandi kita nekad mandi dipagi buta. Tidak perlu mikir segala macem pokonya nekad mandi. Setelah mandi maka tubuh ini pasti akan segar dan bersemangat untuk shalat subuh dan tentu tidak merasa ingin tidur lagi. Ini adalah sebagian cara tentu masih banyak cara nekad lain yang bisa dipraktikkan.

Contoh lain misalnya kita masih punya pacar. Maka untuk terhindar dari kemaksiatan adalah dengan cara putus. Kita bertekad untuk memutuskannya dan nekad mengatakan putus dengannya. Kalau tidak demikian nampaknya susah untuk terhindar dari kemaksiatan itu. Tidak apalah orang yang kita putus sakit hati atau apalah yang semisalnya yang penting kita dan pacar kita terhinar dari kemaksiatan walaupun pada awalnya terasa pahit tetapi dibalik kepahitan itu akan datang ketenangan dan kedamaian karena kita terhindar dari kemaksiatan.


Pada akhirnya beberapa cara diatas adalah sebagian cara agar mencegah tumbuhnya semak belukar nifak dalam hati. Semoga kita adalah termasuk orang-orang yang bersih dari semak belukar nifak








0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Al Mulk - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz