Sabtu, 04 Mei 2013

Ayat-Ayat Cinta



Sungguh menarik bicara mengenai orang beriman. Allh menceritakan dalam Al Qur’an surat  Al Anfal ayat 2, orang-orang beriman ialah mereka yang bergetar hatinya ketika di sebut namaNya dan bertambah imannya ketika di bacakan ayat-ayatNya.  

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. ( QS Al Anfaal 2)

Pada surat tersebut yang jadi sorotan kita kali ini adalah kalimat “…dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka”, ini adalah janji Allah kepada orang yang beriman, bahwa Allah akan menambah iman seorang apabila orang beriman itu membaca ayat-ayatNya. Kita mengenal Allah memiliki dua ayat yang dibacakan yatu ayat-ayat qouliyah dan ayat-ayat kauniyah. Ayat-ayat qouniyah adalah ayat-ayat yang difirmankan Allah dalam Al Qur’an, ketika seorang muslim menjalankan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarangNya maka jelas akan bertambah keimanannya. Kemudian ayat-ayat kauniyah adalah ayat-ayat Allah yang dibacakan melalui peristiwa dan kejadian yang manusia jalani. Sahabat mungkin ini yang menjadi pembahsan menarik bagaimanakah cara menambah iman kita melalui peristiwa  dan  kejadian yang kita jalani?

Sahabat kita sering mendengar

..dan tidak ada satu kejadian yang menimpa hidup manusia kecuali terjadi atas seiizin Allah..

Hal tersebut menyadarkan bahwa semua peristiwa dan kejadian yang menimpa kita baik itu buruk ataupun baik “menurut kita”, itu adalah atas izin dari Allah. Maka benar bahwa Allah menbacakan ayat-ayatNya melalui peristiwa dan kejadian yang kita alami. 


Pada kenyataannya kita terkadang tidak sadar sesuatu yang menimpa kita adalah ayat yang dibacakan Allah dan akibatnya adalah kita tidak memahami maksud Allah memberikan peristiwa itu kepada kita. Hal inilah  yang membuat  iman kita tidak bertambah bahkan berkurang karena kita tidak bisa membaca apa yang dibacakan Allah melalui peristiwa dan kejadian yang di alami. Jadi salah satu kunci cara menambah iman kita adalah dengan cara memahami bahwa semua kejadian yang kita alami adalah skenario Allah untuk menambah iman kepada Allah. Kalaupun demikian bagaimana Allah menambah iman setelah kita faham bahwa seluruh peristiwa yang kita alami adalah dalam rangka menambah iman?

..dan tidak ada satu kejadianpun yang terjadi dalam hidup ini kecuali pasti akan menimbulkan sikap, tindakan, dan perbuatan..

Inilah salah satu kuncinya, bahwa Allah akan menambah atau tidaknya iman tergantung pada sikap, tindakan dan perbuatan atas peristiwa yang dialami. Semua peristiwa pasti akan menimbulkan suatu sikap, tindakan dan perbuatan, apapun itu betuknya. Misalnya orang yang tersandung batu, ada orang yang menyikapinya dengan cara mengumpat, ada yang berkata “aduh”, ada yang diam saja, dan bahkan ada yang tersenyum dan bersyukur. Ini adalah beberapa contoh bahwa semua peristiwa sekecil apapun pasti akan menimbulkan sikap, tindakan, dan perbutan, walaupun hanya sekedar diam, itupun merupakan seuah bentuk sikap. Kemudian dari sikap, tindakan dan perbuatan ini Allah akan tahu apakah pantas seseorang ditambahkan imannya atau dikurangi imannya melaui sikap, tindakan dan perbuatan yang dilakukan atas peristiwa yang kita alami, karena sesungguhnya segala sikap, tindakan dan perbuatan kita akan kembali lagi kepada Allah

…dan tidak ada satupun sikap, tindakan, dan perbuatan manusia kecuali pasti terserap kembali kelangit menjadi persembahan kepada Allah

Pernyataan ini sesungguhnya sering diucapkan bagi sebagian muslim dalam setiap shalatnya dan merupakan sebuah janji kepada Allah

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah


Sahabat maka benar adanya bahwa seluruh aktivitas kita sehari-hari adalah sebuah persembahan kepada Allah, maka pantaskah kita memberikan persembahan kepada Tuhan kita dengan persembahan yang buruk? Terkadang memang kita terlalu memaksakan diri, padahal kita sudah tahu bahwa apa yang kita persembahkan kepada Allah adalah sesuatu yang buruk tapi kita memaksakan untuk mempersembahkannya.

Ilustrasi gampangnya adalah ketika seorang mahasiswa sedang mengerjakan skripsi, kemudian mahasiswa ini bermaksud  memberikan oleh-oleh kepada dosen pembimbingnya. Oleh-olehnya berupa buah-buahan yang baru dipetik dari kebun dikampungnya, tetapi apa yang diberikan ? mahasiswa ini ternyata memberikan  buah-buahan yang sudah busuk dan buah-buahan yang baik dimakannya sendiri. Lalu apa yang terjadi? Jelas buah-buahan yang diberikan  pasti akan dibuang oleh dosen pembimbingnya dan tentu marahlah dosen pembimbing ini.


Ilustrasi ini terkadang kita lakukan juga kepada Allah. Kita sudah tahu apa yang kita lakukan pasti ditolak dan bahkan Allah akan marah karenanya, tetapi kita  memaksakan diri untuk melakukannya dengan dalih “yang ini lebih menyenangkan”

Contoh yang mudah dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang lagi zamannya liga Campion,


hanya untuk nonton liga Campion dibela-belain bangun pukul 02.00 kemudian duduk dengan khusyuk didepan TV. Padahal kita tahu pada waktu itu mana yang lebih pantas kita persembahkan kepada Allah, bola atau sujud menyembah Allah dalam Qiyamullailnya? Kenyataannya kebanyakan orang lebih memilih bola karena dirasanya menyenangkan. Maka berarti orang ini memberikan bola kepada Allah, dan apakah Allah akan menerima bola pemberian kita?


Contoh lain, terdengar adzan subuh, kemudian apakah yang kita pilih? tetap memilih melanjutkan tidur atau bergegas pergi ke masjid untuk shalat subuh berjamaah. Kebanyakan orang lebih memilih melanjutkan tidurnya, maka otomatis orang ini memberikan tidur kepada Allah atau bahkan memberikan dengkurannya kepada Allah. padahal sudah pasti kita semua umat muslim tahu mana yang lebih baik dipersembahkan kepada Allah, tidur atau sujud dalam shalat subuhnya?


Kejadian-kejadian diatas banyak kita jumpai dikehidupan kita dan hal ini membuktikan betapa manusia lebih senang memaksakan diri untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah perbuatan bodoh, kenapa bodoh ? ya….karena sudah jelas kita tahu apa yang kita persembahan adalah  buruk tetapi masih dipaksakan juga  untuk melakukannya.

Sahabat ini adalah teguran bagi diri kita, betapa banyak kita memberikan persembahan yang tidak sepantasnya dipersembahkan untuk Tuhan manusia, Allah SWT. Maka apapun yang kita persembahkan sesungguhnya akan dikembalikan kepada kita kembali.

..dan tidak ada satupun sikap, tindakan, dan perbuatan manusia yang terserap naik ke langit kecuali turun hujan berupa ” BALASAN’

Allah pernah berfirman dalam Al Qur’an surat Ar-Rahman ayat 60

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) ( QS. Ar-Rahman 60)

Allah memberikan balasan atas apa yang diperbuat, perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan dan berbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan. Kutipan diatas “…turun hujan berupa balasan ”, mengapa menggunakan kata hujan? Allah akan memberikan balasan atas apa yang kita lakukan dengan berlipat ganda dan bukankah dimana-mana yang namanya hujan pasti tetesan air yang tak terhitung jumlahnya? 


Sehingga suatu sikap, tindakan dan perbuatan yang baik sesuai tuntunan Allah pasti akan dibalas dengan rintik-rintik hujan kebaikan yang akan menumbuhkan benih-benih iman di dalam dada seorang manusia. 


Apabila ini terus berlanjut maka benih-benih iman ini akan tumbuh menjadi pohon iman yang kuat besar, rindang dan dipenuhi aneka buah-buah kebaikan yang lezat untuk dinikmati pemiliknya.   


Kemudian apa yang terjadi jika sikap, tindakan dan perbuatan yang kita persembahkan  adalah suatu keburukan ? maka Allah juga akan memberikan balasan berupa hujan, tetapi hujan lebat disertai badai yang akan menghanyutkan benih-benih iman, yang akan menumbangkan pohon-pohon iman. 


Secantik apapun pohon yang bunganya sedang bermekaran, ketika pohon ini tumbang dan bunganya terjatuh terinjak-injak apakah bunga ini masih dilirik manusia?


Sahabat ini adalah nasihat untuk diri pribadi betapa sikap, tindakan dan perbuatan atas peristiwa yang Allah berikan kepada kita, terkadang kita persembahkan dengan sikap, tindakan dan perbuatan yang tidak pantas dipersembahkan. Kemdian persembahan itu akan berbalik kepada kita dengan suatu keburukan pula. Tetapi alangkah indahnya jika sikap, tindakan dan perbuatan atas peristiwa apapun baik itu besar maupun kecil yang Allah berikan kepada kita dipersembahkan dengan persembahan yang mulia yaitu sikap, tindakan dan perbuatan seorang ahli surge. Sehingga sikap, tindakan dan perbuatan tersebut akan menumbuhkan benih-benih iman yang akan menghasilkan buah kebaikan bagi pemiliknya

Iman yang tumbuh adalah iman yang akan menjadikan pohon kebaikan yang rindang menumbuhkan buah yang manis untuk pemiliknya

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Al Mulk - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz