Sungguh menarik bicara mengenai orang beriman. Allh
menceritakan dalam Al Qur’an surat Al
Anfal ayat 2, orang-orang beriman ialah mereka yang bergetar hatinya ketika di
sebut namaNya dan bertambah imannya ketika di bacakan ayat-ayatNya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal. ( QS Al Anfaal 2)
Pada surat tersebut yang jadi sorotan kita kali ini
adalah kalimat “…dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka”, ini
adalah janji Allah kepada orang yang beriman, bahwa Allah akan menambah iman
seorang apabila orang beriman itu membaca ayat-ayatNya. Kita mengenal Allah
memiliki dua ayat yang dibacakan yatu ayat-ayat qouliyah dan ayat-ayat
kauniyah. Ayat-ayat qouniyah adalah ayat-ayat yang difirmankan Allah dalam Al
Qur’an, ketika seorang muslim menjalankan segala yang diperintahkan dan
menjauhi segala yang dilarangNya maka jelas akan bertambah keimanannya.
Kemudian ayat-ayat kauniyah adalah ayat-ayat Allah yang dibacakan melalui
peristiwa dan kejadian yang manusia jalani. Sahabat mungkin ini yang menjadi
pembahsan menarik bagaimanakah cara menambah iman kita melalui peristiwa dan
kejadian yang kita jalani?
Sahabat kita sering mendengar
..dan tidak ada
satu kejadian yang menimpa hidup manusia kecuali terjadi atas seiizin Allah..
Hal tersebut menyadarkan bahwa semua peristiwa dan
kejadian yang menimpa kita baik itu buruk ataupun baik “menurut kita”, itu
adalah atas izin dari Allah. Maka benar bahwa Allah menbacakan ayat-ayatNya
melalui peristiwa dan kejadian yang kita alami.
Pada kenyataannya kita
terkadang tidak sadar sesuatu yang menimpa kita adalah ayat yang dibacakan
Allah dan akibatnya adalah kita tidak memahami maksud Allah memberikan
peristiwa itu kepada kita. Hal inilah
yang membuat iman kita tidak
bertambah bahkan berkurang karena kita tidak bisa membaca apa yang dibacakan
Allah melalui peristiwa dan kejadian yang di alami. Jadi salah satu kunci cara
menambah iman kita adalah dengan cara memahami bahwa semua kejadian yang kita
alami adalah skenario Allah untuk menambah iman kepada Allah. Kalaupun demikian
bagaimana Allah menambah iman setelah kita faham bahwa seluruh peristiwa yang
kita alami adalah dalam rangka menambah iman?
..dan tidak ada
satu kejadianpun yang terjadi dalam hidup ini kecuali pasti akan menimbulkan
sikap, tindakan, dan perbuatan..
Inilah salah satu kuncinya, bahwa Allah akan menambah
atau tidaknya iman tergantung pada sikap, tindakan dan perbuatan atas peristiwa
yang dialami. Semua peristiwa pasti akan menimbulkan suatu sikap, tindakan dan
perbuatan, apapun itu betuknya. Misalnya orang yang tersandung batu, ada orang
yang menyikapinya dengan cara mengumpat, ada yang berkata “aduh”, ada yang diam
saja, dan bahkan ada yang tersenyum dan bersyukur. Ini adalah beberapa contoh
bahwa semua peristiwa sekecil apapun pasti akan menimbulkan sikap, tindakan,
dan perbutan, walaupun hanya sekedar diam, itupun merupakan seuah bentuk sikap.
Kemudian dari sikap, tindakan dan perbuatan ini Allah akan tahu apakah pantas
seseorang ditambahkan imannya atau dikurangi imannya melaui sikap, tindakan dan
perbuatan yang dilakukan atas peristiwa yang kita alami, karena sesungguhnya
segala sikap, tindakan dan perbuatan kita akan kembali lagi kepada Allah
…dan
tidak ada satupun sikap, tindakan, dan perbuatan manusia kecuali pasti terserap
kembali kelangit menjadi persembahan kepada Allah
Pernyataan ini sesungguhnya sering diucapkan bagi
sebagian muslim dalam setiap shalatnya dan merupakan sebuah janji kepada Allah
Sesungguhnya
shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah
Sahabat maka benar adanya bahwa seluruh aktivitas kita
sehari-hari adalah sebuah persembahan kepada Allah, maka pantaskah kita
memberikan persembahan kepada Tuhan kita dengan persembahan yang buruk?
Terkadang memang kita terlalu memaksakan diri, padahal kita sudah tahu bahwa
apa yang kita persembahkan kepada Allah adalah sesuatu yang buruk tapi kita
memaksakan untuk mempersembahkannya.
Ilustrasi gampangnya adalah ketika seorang mahasiswa
sedang mengerjakan skripsi, kemudian mahasiswa ini bermaksud memberikan oleh-oleh kepada dosen
pembimbingnya. Oleh-olehnya berupa buah-buahan yang baru dipetik dari kebun
dikampungnya, tetapi apa yang diberikan ? mahasiswa ini ternyata memberikan buah-buahan yang sudah busuk dan buah-buahan
yang baik dimakannya sendiri. Lalu apa yang terjadi? Jelas buah-buahan yang
diberikan pasti akan dibuang oleh dosen pembimbingnya
dan tentu marahlah dosen pembimbing ini.
Ilustrasi ini terkadang kita lakukan juga kepada
Allah. Kita sudah tahu apa yang kita lakukan pasti ditolak dan bahkan Allah
akan marah karenanya, tetapi kita
memaksakan diri untuk melakukannya dengan dalih “yang ini lebih
menyenangkan”
Contoh yang mudah dalam kehidupan sehari-hari. Sekarang
lagi zamannya liga Campion,
hanya untuk nonton liga Campion dibela-belain
bangun pukul 02.00 kemudian duduk dengan khusyuk didepan TV. Padahal kita tahu
pada waktu itu mana yang lebih pantas kita persembahkan kepada Allah, bola atau
sujud menyembah Allah dalam Qiyamullailnya? Kenyataannya kebanyakan orang lebih
memilih bola karena dirasanya menyenangkan. Maka berarti orang ini memberikan
bola kepada Allah, dan apakah Allah akan menerima bola pemberian kita?
Contoh lain, terdengar adzan subuh, kemudian apakah
yang kita pilih? tetap memilih melanjutkan tidur atau bergegas pergi ke masjid
untuk shalat subuh berjamaah. Kebanyakan orang lebih memilih melanjutkan
tidurnya, maka otomatis orang ini memberikan tidur kepada Allah atau bahkan
memberikan dengkurannya kepada Allah. padahal sudah pasti kita semua umat
muslim tahu mana yang lebih baik dipersembahkan kepada Allah, tidur atau sujud
dalam shalat subuhnya?
Kejadian-kejadian diatas banyak kita jumpai
dikehidupan kita dan hal ini membuktikan betapa manusia lebih senang memaksakan
diri untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah perbuatan bodoh, kenapa
bodoh ? ya….karena sudah jelas kita tahu apa yang kita persembahan adalah buruk tetapi masih dipaksakan juga untuk melakukannya.
Sahabat ini adalah teguran bagi diri kita, betapa banyak
kita memberikan persembahan yang tidak sepantasnya dipersembahkan untuk Tuhan manusia,
Allah SWT. Maka apapun yang kita persembahkan sesungguhnya akan dikembalikan
kepada kita kembali.
..dan
tidak ada satupun sikap, tindakan, dan perbuatan manusia yang terserap naik ke
langit kecuali turun hujan berupa ” BALASAN’
Allah pernah berfirman dalam Al Qur’an surat Ar-Rahman
ayat 60
Tidak ada
balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) ( QS. Ar-Rahman 60)
Allah memberikan balasan atas apa yang diperbuat,
perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan dan berbuatan buruk akan dibalas
dengan keburukan. Kutipan diatas “…turun hujan berupa balasan ”, mengapa
menggunakan kata hujan? Allah akan memberikan balasan atas apa yang kita lakukan dengan
berlipat ganda dan bukankah dimana-mana yang namanya hujan pasti tetesan air
yang tak terhitung jumlahnya?
Sehingga suatu sikap, tindakan dan perbuatan yang
baik sesuai tuntunan Allah pasti akan dibalas dengan rintik-rintik hujan
kebaikan yang akan menumbuhkan benih-benih iman di dalam dada seorang manusia.
Apabila ini terus berlanjut maka benih-benih iman ini akan tumbuh menjadi pohon
iman yang kuat besar, rindang dan dipenuhi aneka buah-buah kebaikan yang lezat
untuk dinikmati pemiliknya.
Kemudian apa yang terjadi jika sikap, tindakan dan
perbuatan yang kita persembahkan adalah
suatu keburukan ? maka Allah juga akan memberikan balasan berupa hujan, tetapi
hujan lebat disertai badai yang akan menghanyutkan benih-benih iman, yang akan
menumbangkan pohon-pohon iman.
Secantik apapun pohon yang bunganya sedang
bermekaran, ketika pohon ini tumbang dan bunganya terjatuh terinjak-injak
apakah bunga ini masih dilirik manusia?
Sahabat ini adalah nasihat untuk diri pribadi betapa
sikap, tindakan dan perbuatan atas peristiwa yang Allah berikan kepada kita,
terkadang kita persembahkan dengan sikap, tindakan dan perbuatan yang tidak
pantas dipersembahkan. Kemdian persembahan itu akan berbalik kepada kita dengan
suatu keburukan pula. Tetapi alangkah indahnya jika sikap, tindakan dan
perbuatan atas peristiwa apapun baik itu besar maupun kecil yang Allah berikan
kepada kita dipersembahkan dengan persembahan yang mulia yaitu sikap, tindakan
dan perbuatan seorang ahli surge. Sehingga sikap, tindakan dan perbuatan
tersebut akan menumbuhkan benih-benih iman yang akan menghasilkan buah kebaikan
bagi pemiliknya
Iman yang
tumbuh adalah iman yang akan menjadikan pohon kebaikan yang rindang menumbuhkan
buah yang manis untuk pemiliknya
0 komentar:
Posting Komentar